Friday 27 December 2013

Mangrove dan Pertamax

Hutan mangrove adalah ekosistem yang terus terancam kelestariannya. Diperkirakan 35% wilayah hutan mangrove dunia telah mengalami kerusakan. Di Indonesia, sekitar 38% kerusakan disebabkan oleh alih fungsi hutan menjadi tambak udang, sementara 14% bersumber dari praktik budidaya ikan yang lain. 
Dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup dunia (World Environment Day 2013) saya beserta teman teman melalui ide dari komunitas GreenSmile melakukan aksi peduli mangrove, dengan cara menanam 15000 bibit mangrove di Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Teluk Naga, Tangerang. 
Lebih dari 700an sahabat dari berbagai kalangan hadir untuk berpartisipasi langsung dalam kegiatan ini. Fungsi dan manfaat kegiatan ini tidak lain yaitu untuk kehidupan yang lebih baik  dimana Indonesia adalah satu-satunya negara dengan wilayah hutan mangrove terluas yaitu mencapai 27.072 km2 (19.5% dari total wilayah hutan mangrove dunia). Hutan mangrove memiliki fungsi menjadi penjaga keanekaragaman hayati, melindungi wilayah pantai dari gelombang air laut dan tempat berkembang biak ikan di sepanjang garis pantai dan lepas pantai. Hutan mangrove juga lebih efektif dalam menyimpan karbon.
Walau luas hutan mangrove hanya 0.7% (sekitar 140.000 km2) dari luas hutan tropis dunia, hutan mangrove mampu menyimpan emisi karbon dioksida hingga 20 miliar ton (20 Pg C) atau 2,5 kali lipat lebih banyak dari emisi CO2 yang dihasilkan dunia setiap tahun, dan upaya menghindari emisi CO2 dengan menjaga kelestarian hutan mangrove bisa dilakukan dengan biaya antara US$4-10 per ton CO2 – relatif lebih murah jika dibandingkan upaya yang sama pada hutan tropis lain yang mencapai US$10-20 per ton CO2.
Jika mangrove dijaga kelestariaannya, kemampuan ini akan terus meningkat, namun jika tren kerusakan hutan mangrove saat ini terus berlanjut, maka potensi akumulasi penyimpanan karbonnya akan musnah.  dengan menanam mangrove saja kita bisa menyimpan emisi karbondioksida hingga 20 miliar ton dan bisa terus menjaga kelestarian lingkungan kita.

Berbicara tentang mangrove sudah pasti kita tahu betul arti pentingya lingkungan kita untuk masa sekarang dan masa depan, karena ketika kita habis menanam, bukan berarti ditinggalkan begitu saja, akan tetapi harus ada yag menjaga dan merawatnya supaya mangrove itu sesuai dengan fungsinya yaitu menjaga ketahanan lingkungan. 

Perhatian terhadap lingkungan bukan saja dengan mangrove, masih banyak cara alternatif yang bisa kita lakukan, salah satu caranya yaitu dengan kita menggunakan BBM non subsidi atau PertamaxIND, jika ada 1 juta orang di Indonesia yang beralih dari PREMIUM ke PertamaxIND, berarti kita sudah menyelamatkan 1 juta lingkungan disekitar kita.


Alasannya adalah

Pertamax bisa menyelamatkan lingkungan Indonesia, tapi apa kaitannya dengan mangrove ?? antara Pertamax dengan mangrove memiliki keterkaitan yang sama dalam hal lingkungan, tujuannya yaitu untuk menciptakan kehidupan dan lingkungan yang lebih baik.


Bila mangrove dikaitkan dengan penggunaan pertamax tentu ada beberapa persamaan terhadap keduanya. persamaanya adalah PertamaxIND dan mangrove sama-sama saling menjaga keseimbangan alam
. Mari kita lihat  fungsi dari mangrove dan Pertamax, keduanya memiliki fungsi persamaan yang saling menguntungkan, diantaranya yaitu:  
  1. Mangrove dan Pertamax berfungsi sebagai penjaga kestabilan, dari mangrove yaitu menjaga kestabilan garis pantai dan kokoh dari abrasi laut, sedangkan dari pertamax yaitu kestabilan performa mesin.
  2. Mangrove dan Pertamax sebagai penambah devisa negara,  Komposisi hutan mangrove sangat identik dan tidak dapat dijumpai pada hutan lainnya. Keunikan-keunikan dari masing-masing tanaman inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang luar negri. Aspek wisata sangat digemari pada Hutan Mangrove, sedangkan dengan memakai pertamax berarti kita memberikan pemasukan terhadap negara, sehingga perekonomian negara juga ikut terbantu dengan kita memakai pertamax.
  3. Mangrove dan Pertamax lebih efisien, mangrove ada upaya menghindari emisi CO2 dengan menjaga kelestarian hutan mangrove bisa dilakukan dengan biaya antara US$4-10 per ton CO2 – relatif lebih murah jika dibandingkan upaya yang sama pada hutan tropis lain yang mencapai US$10-20 per ton CO2, sedangkan pertamax Jika dilihat dari ukuran harga, bahan bakar ini memang lebih mahal dibandingkan dengan Premium. Namun, jika dilakukan dengan benar, ternyata memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
  4. Mangrove dan Pertamax sebagai pelindung, mangrove berfungsi sebagai pelindung dari abrasi air laut, juga kerapatan dari hutan mangrove dapat mengurangi kecepatan dan debit air laut yang masuk kedaratan saat terjadi tusnami, sedangkan pertamax adanya Corrotion Inhibitor, yaitu pelindung anti karat pada dinding tangki, saluran bahan bakar dan ruang bakar mesin sehingga mesin menjadi awet dan terlindungi. 
melihat kesamaan fungsi diatas bisa disimpulkan bahwa dengan mengetahui semua informasi tersebut, penduduk dan negara bisa memperoleh manfaat ganda yaitu manfaat ekonomi melalui pasar karbon dari mangrove, pemasukan devisa terhadap negara, hemat serta efisien dan peluang ekologis guna mempromosikan konservasi hutan mangrove dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya serta mempromosikan ke masyarakat yang mampu untuk beralih menggunakan bahan bakar pertamax.
"Better Life with Pertamax for Better Indonesia"





Tulisan ini di ikutsertakan dalam lomba blog #ApaIdemu persembahan dari PertamaxIND


POLA PIKIR dan GAYA HIDUP

 Tulisan ini di ikutsertakan dalam lomba blog #ApaIdemu persembahan dari PertamaxIND

Sampah telah menjadi sebuah permasalahan di Indonesia. Bukan hanya kota-kota besar, kota-kota kecil pun semakin hari semakin dipusingkan dengan sampah dan pengelolaannya. Semakin hari, sampah bukannya semakin berkurang justru sebaliknya semakin menumpuk dan bertambah. Apa sebab?. Mungkin pola pikir kita yang perlu dibenahi. Atau gaya hidup kita yang musti dirubah.

Gaya hidup kita memang sangat akrab dengan sampah. Masih dapat kita ingat ketika Pemkot Bandung begitu putus asanya menghadapi permasalahan sampah beberapa waktu kemarin. Juga ketika Sudin Jakarta Timur kewalahan membersihkan sampah yang volumenya mencapai 6.716 m3 perhari meskipun sudah ditopang oleh 211 unit kendaraan pengangkut sampah dan 120 Tempat Pembuangan Sampah (TPS).
Jangan Buang Sampah Pada Tempatnya. Kita masih terperangkap dengan pola pikir bahwa sampah harus dibuang. Sejak kecil, orang tua kita, bahkan guru di sekolah selalu berpesan; “Buanglah sampah pada tempatnya”.

Pola pikir yang semacam ini sudah semestinya kita tinggalkan. Haruslah kita sadari apa yang terjadi dengan sampah kita setelah dibuang ke luar rumah, apakah seluruh sampah tersebut langsung hilang ditelan bumi?. Dan apa jadinya jika kita dan seluruh warga kota terus menghasilkan sampah? Apakah lahan di kota akan cukup menampung seluruh sampah kita?
Gaya hidup dan pola pikir kita terhadap sampah dan pengelolaannya musti dibenahi atau bahkan dirubah. Jangan lagi menuliskan kalimat “Buanglah sampah pada tempatnya” karena itu terbukti tidak menyelesaikan permasalahan sampah.

Namun, yang harus kita lakukan terhadap sampah yaitu harus dikurangi atau daur ulang, mengurangi sampah yang kita hasilkan bisa dilakukan dengan, membawa kantong belanjaan sendiri atau meminum minuman langsung dari gelas tanpa sedotan plastik. Proses daur ulang, sampah ternyata bisa dimanfaatkan menjadi keuntungan, daur ulang sampah ini padahal dari prosesnya itu bisa menjadi barang bernilai manfaat yang mempunyai daya jual tinggi . Tapi, ketika kita tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan daur ulang, paling tidak kita bersedia memilah sampah yang dapat didaur ulang dan memberikannya kepada para pengumpul daur ulang.

Dari pola pikir dan gaya hidup terhadap sampah, kita pun harus merubah pola pikir serta gaya hidup kita terhadap penggunaan bahan bakar, salah satunya yaitu dengan kita beralih menggunakan PERTAMAX.
Untuk menjaga kelestarian energi, salah satu langkah yang dapat di ambil adalah dengan menjadikan Pertamax sebagai bahan bakar kendaraan kita menggantikan Premium. Karena dengan menggunakan Pertamax berarti kita telah mengefisienkan 30% penggunaan bahan bakar. Yang berarti kita telah menyumbang 30% bahan bakar untuk dilestarikan.

Pertamax dapat melekat sebagai gaya hidup dengan sebenar-benarnya apabila telah tumbuh kesadaran dari diri kita untuk merestrukturisasi pemikiran. Bukan karena ada rayuan orang lain, bukan karena iming-iming hadiah, tetapi karena kita sadar bahwa Kita adalah Energi. Dan energi bukan hanya di ciptakan untuk manusia generasi sekarang, tetapi juga untuk keberlanjutan generasi manusia dan masa depan lingkungan.
Demi keberlanjutan manusia dan masa depan lingkungan, maka ada beberapa langkah nyata menjadikan Pertamax sebagai gaya hidup kita antara lain :

1.    Menanamkan Budaya Malu Menggunakan Premium

Premium hanya untuk golongan tidak mampu. Untuk itu kita harus membudayakan malu untuk menggunakan premium. Karena menggunakan premium berarti sama saja dengan mensejajarkan diri kita dalam golongan tidak mampu. Sebelum kita membeli premium ada baiknya kita berkaca diri, jika kita berpakaian bagus plus menggunakan mobil sedan, apa kata dunia ? bila kita ikut antrian premium.

2.    Bangga Menggunakan Pertamax

Tanamkan diri untuk bangga menggunakan Pertamax. Jika ada stiker Pertamax, tempelkan stiker itu di kendaraan anda dan jika ada yang bertanya apa bahan bakar kendaraan anda, jawablah dengan lantang “Pertamax”. Jangan dengarkan suara-suara sumbang yang mencibir Anda. Karena mereka tidak mengetahui apa yang telah anda ketahui.

3. Gaya Hidup Anak Muda dan Pertamax


Berkembangnya budaya urban telah menjadikan kegiatan bersenang-senang sebagai favorit anak muda, sehingga masalah energi di anggap sebagai sesuatu yang sudah seharusnya demikian dan tidak memerlukan kepedulian dari mereka. Umumnya anak muda ini menggunakan kendaraan untuk bersenang-senang, dan parahnya lagi mereka terkadang membuat antrian panjang untuk mengalirkan premium ke tangki kendaraan mereka, yang kemudian di gunakan untuk di boroskan.

Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Pertamina untuk membuat anak muda beralih dari premium ke Pertamax adalah sebagai berikut :
1.    Duta Pertamax
Pertamina harus mempunyai Duta Pertamax yang menjadi idola anak muda, bisa dari kalangan olahragawan seperti Valentino Rossi, kalangan musisi ataupun mungkin artis/selebritis anak muda. Lebih baik lagi bila Duta Pertamax tersebut mempunyai rata-rata umur 15 – 20 tahun. Duta ini berperan untuk mengajak anak muda untuk beralih ke Pertamax.
2.    Sponsor Acara Anak Muda
Pertamina dapat menjadi sponsor utama dalam acara-acara anak muda seperti lomba otomotif, modifikasi, ataupun festival musik.

Dari perubahan pola pemikiran dan gaya hidup dari Sampah serta Pertamax ternyata mempunyai keterikatan yang kuat dalam masa depan lingkungan dan energi. Dengan menggunakan Pertamax dan mengurangi atau mendaur ulang sampah sebagai bagian dari gaya hidup, berarti kita telah melakukan sesuatu yang berguna bagi kelangsungan lingkungan, energi dan bumi. "Better Life with Pertamax for Better Indonesia".  #ApaIdemu??

 

Referensi penulisan dan gambar
informasi menarik seputar Pertamax follow twitter nya PertamaxIND dan like FP Facebooknya PertamaxIND