Wednesday 27 May 2015

MENIKMATI SUNRISE DARI BATU KARAS

Hai, mendengar matahari hal apa sih yang langsung tergiang dipikiran mu? kalo aku sih saat matahari terbit dan terbenam.

Pernahkan pasti dari kalian semua menikmati indahnya pesona matahari terbit, entah itu dimana kalian berada pasti deh tidak pernah ketinggalan yang namanya difoto :). Kali ini saya akan membagikan pengalaman saya menikmati indahnya matahari terbit disuatu pantai daerah Jawa Barat ya Batu Karas namanya.

Cerita ini masih ada kaitannya dengan kunjungan saya ke Green Canyon, yak setelah saya body rafting di Green Canyon, saya dan lainnya segera bersiap-siap untuk menuju ke penginapan, penginapannya ini dekat dengan pantai Batu Karas.

Istirahat sudah, kemudian saya dan teman-teman lainnya bangun sebelum shubuh untuk melaksanakan sholat shubuh berjama'ah setelah itu kami jalan-jalan deh ke pantai untuk melihat sunrise, cukup berjalan kurang lebih 10 menit sampai deh, hari masih agak gelap, namun sang mentari sudah mulai menampakkan sinarnya. Akhirnya yang di tunggu-tunggu tiba juga, semua berpencar untuk mendapatkan momen bagus. 

Yak ini foto hasil jepretan saya, hehehe menggunakan fitur continuos shoot. Sekedar info juga foto dibawah , Alhamdulillah pernah terpilih sebagai juara 1 kontes foto yang diadakan Sony Xperia Indonesia tahun lalu. Rasanya senang gituh yah hasil foto bisa memberikan suatu manfaat buat saya pribadi dan inspirasi orang banyak.



Back to topic, pantai Batu Karas ini juga bisa dijadikan arena surfing juga lho, banyak para surfer dari mancanegara maupun lokal datang kesini, sayang saya tidak bisa mengambil fotonya hik hiks. Buat kalian yang memang mau liburan kepantai, mungkin Batu Karas bisa menjadi pilihan liburan anda bersama keluarga.



Banyak berbagai cara yang bisa dilakukan kita untuk bisa menikmati semua itu, yang pertama sih kembali ke diri sendir,i yang sulit itu males bangun pagi-pagi apalagi kalo hari libur, hal itu yang harus dilawan ketika kita mau melihat suatu yang indah, percaya deh ketika kita mau bangun pagi semua itu akan terbayarkan dengan pemandangan bagus. Melihat sunrise tidak harus dipantai ya, bisa digedung-gedung, gunung, dll nya

Buat saya sendiri karena memang suka jalan orangnya, ada hal yang menarik ya tidak boleh dilewatkan apalagi itu merupakan kesempatan yang gak datang 2 kali. Jepretlah momen sekitarmu dan berilah inspirasi untuk yang melihatnya!!




Monday 25 May 2015

CUKANG TANEUH DARI INDONESIA

Jika merasa terlalu jauh berkunjung ke Grand Canyon yang ada di Amerika Serikat sana, kalian gak perlu sedih karena Indonesia punya lho Green Canyon dan ternyata tak kalah cantiknya dengan yang ada di Amerika sana. 

Sebenarnya tempat ini punya nama asli yaitu Cukang Tanueh. Nama Green Canyon sendiri dipopulerkan oleh seorang warga negara Prancis pada tahun 1993. Sedangkan Cukang Taneuh punya arti yaitu jembatan tanah, hal ini dikarenakan di atas lembah dan Jurang Green Canyon terdapat jembatan dari tanah yang digunakan oleh para petani di sekita sana untuk menuju kebun mereka. Green Canyon Indonesia ini terletak di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Ciamis, Jawa Barat.

Nah berbicara tentang Cukang Taneuh atau Green Canyon, saya beberapa waktu lalu berkesempatan untuk mengunjungi tempat tersebut bersama teman-teman dari komunitas iPhonesia yang di sponsori oleh Nissan Indonesia, hehehe

Berangkat dari Kemang (Meeting Point) jam 00.00 WIB Jum'at dini hari, kami semua berangkat menggunakan mobil Nissan (total ada 10 mobil Nissan Grand Livina) lumayan lama perjalanannya lho dari Jakarta ke Pangandaran sekitar 8 jam lah, kami aja sampai disana pukul 8 pagi, pihak pengelola sana sudah menunggu kami sekaligus sudah menyiapkan sarapan, langsung deh turun dari mobil kita semua bergegas ke tempat yang sudah disediakan untuk sarapan pagi.

Sudah kenyang semua masing-masing dari kami bersiap-siap mengganti pakaian untuk melakukan body rafting (aktifitas dialam bebas menyusuri arah/arus sungai tanpa menggunakan perahu karet melainkan menggunakan seluruh tubuh). Masing-masing dari kami sudah disiapkan pakaian yang sangat safety, pokoknya keamanannya terjamin deh, karena sudah ada guide kita selama mengarungi sungai kurang lebih 4 jam lho!! 

Sudah memakai semua perlengkapan kita semua berkumpul untuk berdo'a semoga diberi keselamatan, setelah itu kami dibagi beberapa kelompok untuk naik mobil bak untuk menuju sungai, kurang lebih 15 menit jaraknya ke sungai, memang harus menggunakan mobil bak untuk akses kesananya. 

Sampai deh kita semua di lokasi, disini lah kita memulai perjalanan untuk mengarungi cantik nan indahnya Green Canyon, guide memandu kami untuk mengikuti perintahnya mana jalur yang boleh dilewati mana yang tidak, sungguh ini merupakan pengalaman saya yang begitu mantap, menyaksikan betapa indahnya lokasi ini, sepanjang mengarungi arus sungai ini memang benar-benar disuguhkan pemandangan luar biasa indah. Saran saja jika nanti kalian ingin mengunjungi Green Canyon dan mau mengabadikan momen-momen indah disana sebaiknya anda membawa kamera anti air atau bisa juga smartphone yang sudah dilengkapi case anti air, karena kalau tidak anda pasti akan menyesal sekali melewatkan pemandangan ciptaan Tuhan yang begitu indah ini. Kebetulan foto-foto ini bukan dari saya sendiri yang mengambilnya melainkan dari salah satu rekan komintas kami yang memang sudah menyiapkan peralatan untuk foto-foto. 
Selama kurang lebih 4 jam kita akan mengarungi arus sungai ini hanya menggunakan tubuh kita tanpa bantuan perahu karet lho, tenang aja bagi yang tidak bisa berenang pun aman, karena kan sudah ada pelampung, tapi biarpun sudah ada pelampung tapi nyali gak ada tetep aja pasti takut, nah kalo mau lihat pemandangan seperti ini tingkat keberanian harus naik berlipat-lipat dan tentunya harus semangat karena itu yang diperlukan, saya aja gk bisa begitu berenang lho, tapi saya yakin bisa dan Alhamdulillah sampai finish.







Body Rafting disana juga tidak melulu kita harus mengarungi sungai tapi ada juga lho yang perlu kita lewati dengan berjalan memanjat di tebing-tebing, karena jalurnya memang seperti itu, seru deh pokoknya, benar-benar menguji adrenalin kita banget nih berada disni, tapi bagi yang memang takut tak perlu khawatir karena ada perahu untuk melihat sebagian indahnya Green Canyon, inget lho ya sebagian ini juga udah dibagian akhir dan akses kesana tentunya beda dengan jalur kita tadi. pokoknya kalo nanti kesana juga tau deh mana jalur yang mau body rafting, mana yang hanya mau melihatnya dari perahu.


yup, akhirnya selesai juga deh kami mengarungi indahnya Green Canyon, sebenernya masih ada beberapa foto-foto bagus lainnya, kalo saya upload kebanyakan gak seru donk, biar kalian sendiri aja yang melihat sendiri nanti yah. hehehehe





Friday 22 May 2015

CERITA DARI DIENG!! (PART 4 HABIS)

Tepat pukul 1 siang kami semua melanjutkan wisata di Dieng, destinasi berikutnya yaitu Kawah Sikidang, berjunjung ke suatu tempat tentu harus tahu sejarahnya juga donk. jadi gini ....



Konon dahulu ada seorang Ratu bernama Dewi Shinta. karena kecantikannya banyak laki-laki yang ingin menyuntingnya. Salah satunya adalah Raja Kidang Garungan (berbentuk seperti rusa). Sang Ratu yang tidak menginginkan Raja Kidang membuat siasat untuk menolak secara halus. Ratu mengajukan sebuah syarat bahwa untuk menikahi Ratu harus membuatkan sumu yang sangat dalam. Raja Kidang Garungan pun menyanggupi sarat tersebut dan akhirnya bisa menyelesaikan sumur itu, ketika Raja masih berada didalam sumur, Ratu Dewi Shinta dan para pengikutanya bergegas mengubur hidup-hidup Sang Raja.


Sang Raja yang merasa tertipu berusaha keluar dari dasar sumur dengan sangat marah yang mengakibatkan goncangan laksana gempa bumi dan mengeluarkan air dan uap panas yang melompat-lompat seperti kidang (rusa). Raja juga mengutuk keturunan Ratu Dewi Shinta, bahwa akan berambut gimbal semua. Begitulah sekelumit legenda tentang Kawah Sikidang yang beredar di masyarakat Dieng. kok fotonya gk ada kawahnya yah?? nah itu dia saya lupa dimana, keselip foldernya hehe

Nah udah tau kan ceritanya kawah sikidang gimana, kita juga selesai deh muter-muter kawah sambil berfoto-foto, lanjut kembali perjalanan kami yaitu ke kawasan telaga warna tempat yang nan sejuk dan indah :) 

Mitos penduduk menyebutkan bila danau ini bisa mengetahui isi hati manusia. Bila ia terlihat cantik atau tampan ketika memandang ai telaga ini maka hatinya baik. sebaliknya, ia termasuk orang yang berhati busuk. wwiih ini saya baru tau pas udah mau pulang ke penginapan ceritanya, kalo tau bisa saya coba kan untuk memandang air telaganya, hehehe

Selain ada telaga, di kawasan tersebut juga terdapat beberapa Gua lho ada gua semar, gua sumur, gua jaran diantara ketiga gua tersebut konon katanya presiden Soeharto sering berkunjung untuk melakukan semedi di gua itu (waaaaah entahlah ya mau ngapain dia).

selain mitos-mitos diatas, ada lagi mitos yang menyebutkan bila tidak ada ular di kawasan ini. Jadi, barang siapa melihat ular di kompleks Telaga Warna, ia harus was-was, mungkin akan ada hal buruk yang terjadi pada dirinya. Selain itu, pengunjung juga disarankan untuk menjaga omongan mereka selama disana. Pasalnya, tempat ini termasuk disakralkan. Mitos dan legenda itu hanyalah kepercayaan masyarakat setempat, boleh percaya atau tidak.

Hari pun sudah sore, kami semua bergegas kembali ke penginapan,, namun sebelumnya kami mampir dahulu untuk membeli oleh-oleh khas Dieng (buah carica, purwaceng, kentang dieng dll) untuk di bawa pulang.

yak hari terakhir kita berada di Dieng pun tiba, aaaaarrargggggh rasanya tidak bisa move on dari pesona Dieng yang begitu menakjubkan, kita semua bersiap-siap untuk pulang ke jakarta, sebelum pulang kita semua berfoto di depan landmark Dieng.

Lho kok saya gak ada? iya itu saya yang fotoin, mau suruh orang lain tidak enak rasanya, yup setelah itu berangkat lah kita semua menggunakan bis menuju Stasiun Purwokerto untuk kembali ke Jakarta, aaarrgh dan berakhirlah cerita saya sampai sini, sebenranya masih banyak tempat lain yang saya mau ceritakan, karena keterbatasan waktu akhirnya saya cukupkan sampai disni deh.

Jika ingin tahu lebih banyak tentang kawasan Dieng kalian bisa mengunjungi Dieng Plateu Theater disana akan diceritakan sejarah Dieng, dan sekalian juga kawasan Dieng itu bisa menjadi pilihan liburan anda bersama keluarga atau pun orang tersayang, jika ada yang mau ditanyakan mengenai lebih banyak tentang Dieng atau bagaimana kalau mau kesana bisa hubungi saya via email 


CERITA DARI DIENG!!! (PART 3)

Hai semua, mohon maaf baru saya lanjutkan kembali cerita saya, hehe. Oke saat ini sudah masuk kebagian ketiga, bagi yang baru berkunjung silahkan baca bagian sebelumnya biar nyambung gitu ini dia cerita sebelumnya Part 1 dan Part 2 

Okey, 
setelah melewati perjalanan yang cukup mendebarkan selama kurang lebih 4 jam, akhirnya kami semua sampai dipuncak 2565 mdpl alias puncak tertinggi Gunung Prau jam 05.30 WIB, dengan baju atau celana yang penuh dengan tanah, belok banget dah.

Ada sedikit kekecewaan ketika kami sampai diatas, karena cuaca agak mendung, maybe karna semalam habis hujan jadi kami tidak mendapatkan indahnya sinar matahari dari Prau. Kira-kira beginilah cuaca saat kami sampai diatas, gagal deh melihat 7 puncak gunung dari atas sana.

Tapi kami senang bisa sampai disana, karena dari 15 orang itu yang sudah pernah naik gunung baru 3 orang saja sisanya ya baru ini kali pertama mereka naik. sempat dapet cuaca agak terang sedikit ada beberapa dari teman saya bisa mengabadikan momen tersebut termasuk saya, namun setelah itu wuuuussss kabut turun begitu cepat, menutup semua pandangan didepan kami, jarak pandang hanya sekitaa 5 meter, ditambah lagi kabut yang turun kabut es dan anginnya itu sangat kencang, sampai dinginnya itu sangat menusuk tulang!!



Saya sendiri saja diatas, karena tidak pakai pelindung kepala/kupluk rambut saya sampai beku, bisa dibayangkan betapa dinginnya diatas sana dan yang lebih menegangkan lagi 3 orang teman kami (termasuk yang punya asma) tiba-tiba kedinginan sampai wajahnya pucat, lagi-lagi saya dihampiri lagi sama salah satu dari mereka, bagaimana ni mas hari? 

Saat itu kita memang tidak ngecamp/mendirikan tenda di kawasan sekitar gunung karena tujuan kita kesana hanya untuk liburan bukan untuk melakukan pendakian, namanya gunung pasti ada juga donk yang ngecamp diatas sana, kebetulan lumayan banyak yang membuat tenda, akhirnya saya memohon izin ke salah satu pendaki disana yang mendirikan tenda untuk menumpang berteduh untuk 3 teman kami itu, Alhamdulillah diperbolehkan, langsung teman kami itu dibawa masuk supaya tubuh mereka hangat. 

Hampir 1 jam kami semua menunggu kabut angin reda tapi tak kunjung reda, akhirnya kami semua memutuskan untuk turun kembali ke penginapan, dengan hati-hati kami turunlah perlahan demi perlahan, sepanjang jalan turun itu, banyak dari teman kami bertanya, ini jalan kita semalam mendaki??? banyak yang gak percaya karna treknya lumayan woow deh.

Akhirnya sampai juga kami semua dipenginapan, terlihat sekali raut wajah cape, lelah dan ada sebagian yang langsung tidur termasuk saya, karena jam 1 siang kami akan melanjutkan perjalanan kembali untuk mengunjungi objek-objek wisata di Dieng.

Setelah berisitirahat semua, siap melanjutkan jalan-jalan lagiii, kali ini kami akan ke kawah Sikidang, Telaga Warna, dll simak ceritanya di part selanjutnya :P



Wednesday 20 May 2015

CERITA DARI DIENG!! (PART 2)

Yak, lanjutkan cerita kemarin nih ya, kemarin kan ceritanya sampai kami semua istirahat kemudian harus bangun jam 1 pagi untuk melakukan pendakian ke Gunung Prau. 

Alarm HP berdering tepat jam 01.00 pagi, saya bangun ternyata sudah ada beberapa teman-teman saya yang sudah bangun, mereka tampak sedang berdiskusi, saya hampiri saja mereka sambil bertanya, pada ngomongin apa siiih?? 

Ini Mas Hari, gimana ya kita bingung nih kondisi hujan, kita galau tetap naik atau nggak ya? hmmmppp saya bilang coba aja telpon Ranger nya, oh iya kok tiba-tiba ada ranger ya?? info dulu nih sebelum lanjut ceritanya, jadi sebelum kita semua istirahat kepala rangers kawasan Dieng dateng ke tempat kita, kenalan, ngobrol-ngobrol, sama kita minta dijelasin untuk ke puncak Prau itu bagaimana, setelah dijelaskan panjang lebar tentang medan pendakian segala macemnya, akhirnya kita semua setuju untuk naik ke puncak Prau, selain itu sebelum benar-benar memutuskan untuk naik ke puncak Prau, ada beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan salah satunya ada 1 teman kami itu punya asma, awalnya kita gk mau ambil resiko, tapi orang yang bersangkutan malah dia bilang siap. lanjuutlah kalo bgtu. 

Lanjut ke cerita kondisi hujan, salah satu teman kami menelepon rangers untuk menanyakan kondisi trek dan segala macemnya karna kondisi hujan, rangersnya menjelaskan kita tunggu selama 1 jam (berarti sampai jam 02.00 WIB) kalau masih hujan tidak usah naik, tapi kalau berhenti sikaaaaat katanya, jalur aman kok meskipun habis hujan kata si rangers.

Sambil menunggu jam 2 pagi, sebagian dari kami membangunkan teman-teman lainnya yang masih tidur, sebagian menyiapkan/mengecek kembali perlengkapan (senter air minum makanan ringan dll) untuk mendaki (tadinya mau bawa termos tapi gk jadi haha). Wah wah ternyata hujan berhenti, ranger telpon kita sambil tanya gimana udah pada siap belom?? teman yg jawab telpon bilang siap, ready, jemput kita ya!! beberapa menit kemudian datang deh tuh rangers, kami semua bergegas keluar dari penginapan daaannn pas keluar bbbbbrrrrrrrr dinginnya udara Dieng sampai ketulang. 

Sebelum berangkat, kita semua berkumpul untuk berdo'a supaya dalam perjalanan dilindungi dan kembali ke penginapan dalam kondisi sehat semua, aamiin. Berdo'a selesai, berangkat deeeeeh kita semua, oh iya sekedar informasi juga di Dieng sendiri ketinggian sudah mencapai 2000 mdpl sedangkan puncak Prau itu 2565 mdpl, berarti kita semua mendaki setinggi 565 mdpl lagi. 

Sedang asik berjalan, ternyata kita berhenti di pos pendaftaran, sebelum mendaki kita semua harus mendaftarkan nama-nama anggota serta membayar retribusi per orangnya 10rb (sudah ada asuransinya juga). setelah itu lanjut lagi berjalan kita semua berbanjar kebelakang, sepanjang perjalanan kita melewati kuburan, kanan kiri sawah dan kemudian masuk hutan, nah di bagian perjalanan hutan inilah trek/jalan sudah mulai agak berat, tanah yg belok, licin, jurang, pokoknya kita semua harus ekstra hati-hati.

Dijalan hutan inilah ketahanan kita semua diuji, jalan yang menanjak kemudian teman kami yang asma itu kecapean, muntah, kedinginan, berhentilah kita semua!! waduuuhhh paniklah kita semua takut kenapa-kenapa....

setelah berhenti lama, akhirnya teman kami itu sanggup untuk melanjutkan perjalanan,dia bilang gw pasti bisa, gw mau liat 7 puncak gunung diatas sana, lanjutlah kita semua berjalan, jalannya itu landai sih memang tapi karena habis hujan jadi berat medannya, celana, sepatu, baju kami saja semua penuh dgn tanah. 

memasuki akhir pos ke tiga, treknya itu akar-akar satu persatu kita jalan pelan-pelan yang cowo-cowo pegangin cewe-cewe supaya gk terjatuh, nah dibagian inilah ada salah satu dari kami diusili makhluk halus, kok bisa???? entah lah mungkin karena selama diperjalanan memang dia yang paling heboh dan bawel tapi itu membuat perjalanan kita jadi tambah seru sih.

Iya jadi saat dia mau melangkah naik ketas, salah satu kakinya ada yang pegang gtuh, sampe gak bisa digerakin pokoknya susah banget deh untuk diangkat, nah kebetulan dia dibelakang saya tuh posisinya tapi agak jauh dikit, saya agak turun untuk bantu tolong, bener aja pas saya bantu tarik naik itu terasa banget beratnya, saya aja sampai ngucap Bismillah pas tarik dia, Alhamdulillah bisa diangkat juga tuh kaki!! hihihihi sereeeeemmmm dah pokoknya!!

Teman-teman yang lain anggapnya itu cuma becanda, padahal mah beneran dan saya juga gak langsung bilang ke mereka semua kalo ada yang usilin, takutnya semua pada urung naik keatas puncak, jadi diem aja deh duluu gak ngomong apa-apa!!

Kemudian kita semua berjalan setapak demi setapak akhirnya menemukan titik yang memang sudah kami tunggu-tunggu. Nah, apa yang terjadi diatas sana??? bagaimana serunya kami setalah di puncak Prau, sempet dapet momen bagus setelah itu kabut es turun disertai angin kencang, 3 orang kedinginan mukanya sampai pucet, gak ada yang bawa tenda dll nya  tunggu kelanjutannya besok ya






Tuesday 19 May 2015

CERITA DARI DIENG!! (PART 1)

Setelah direncanakan sejak 3 bulan yang lalu akhirnya perjalanan dimulai dari Stasiun Senen tanggal 30 April jam 21.00 WIB kami ber 15 orang berangkat menuju Stasiun Purwokerto untuk melanjutkan perjalanan ke Wonosobo, Dieng. Berangkat kami menggunakan kereta Serayu Malam, dduh ini kereta yak macam Commuter Line aja deh, di tiap stasiun berhenti.

11 jam kami berada di dalam kereta, sudah cerita panjang lebar sampai bingung apalagi yang mau diceritaiin, trus dah segala macam gerakan kita lakukan untuk menghilangkan rasa pegal, macam senam aerobik lah pokoknya, hihi 

Akhirnya kami sampai juga di Stasiun Purwokerto tepat pukul 08.00 WIB, legaa rasanya turun dari kereta bisa bergerak leluasa menghilangkan rasa pegal, selanjut kami semua bersih-bersih dahulu sebelum bergegas ke Wonosobo, Dieng. Selesai bersih-bersih semua, kita semua sudah ditunggu bis jemputan yang memang sebelumnya sudah kita sewa. Cuuus lah langsung kita semua naik ke bis, disini mulai keliatan wajah ceria teman-teman saya, hahahai.

Perjalanan dari Purwokerto menuju Wonosobo kurang lebih 4 jam, dan ternyata didalam bis itu semua pada tidur lagi melanjutkan istirahatnya hanya ada bbrp orang saja yang melek termasuk saya, hehe. 

Sampailah kami semua di Dieng, langsung saja kami  mengunjungi beberapa tempat wisata terlebih dahulu sebelum ke penginapan, tempat pertama yang kami kunjungi yaitu kawasan Candi Dieng, Rasa cape pun hilang ketika kami melihat pemandangan yang begitu indah di sekitar Candi, seketika semuanya melakukan berbagai macam gaya untuk berfoto, mengabadikan momen seru ini. Oh iya di kawasan Candi Dieng ini mempunyai nama berbeda dari setiap Candinya (Arjuna, Semar, Srikandi, Puntadewa, Sembadra, Bima, Dwarawati, dan Gatotkaca). Dari sebuah Prasasti yang ditemukan didalam kompleks, terdapat angka tahun 713 saka atau sama dengan 809 masehi, sehingga kemungkinan besar Candi-Candi Dieng berasal dari abad VII-IX. 

Setelah puas mengelilingi kawasan candi, kami ketempat wisata selanjutnya yaitu Telaga Menjer, Telaga ini juga menyuguhkan pesona yang sangat cantik. datang kesuatu tempat tapi gk tanya orang setempat mengenai cerita rakyatnya itu gak asik, saya tanya deh tuh yang konon katanya banyak orang datang mengambil air dari sana untuk berbagai keperluan, dan sudah menjadi kepercayaan masyarakat sekitar desa bahwa apabila mereka melihat permukaan air tinggi, hal itu menjadi pertanda datangnya kemakmuran bagi rakyat desa. Sedangkan apabila permukaan air berkurang/surut, hal ini menandakan ada hal-hal yang perlu di waspadai. 
Seru kan, selain jalan-jalan kami juga jadi tahu sejarah tempat-tempat yang baru kita kunjungi, ternyata jalan-jalan sambil belajar sejarah itu seru.

Tetiba Hujan pun turun, kami semua segera berlari menuju bis dan kami memutuskan untuk ke penginapan untuk berisitirahat, memulihkan stamina untuk berkeliling esok harinya. Sesampai di penginapan, koordinator acara membagikan kamar yang tersedia (ada 3 kamar dalam satu rumah) cukup besar dan nyaman tentunya, assiknya!!!

kami semua harus berisitirahat lebih awal, karena jam 01.00 WIB kami sudah harus bangun, untuk melakukan pendakian ke Gunung Prau. WoW!! mau tau betapa serunya cerita kami mendaki dengan kondisi cuaca habis hujan, trek/lintasan yang basah licin, dan ada juga yang sempet diusilin makhluk halus dll nya??? 

tunggu cerita dari saya esok hari ..........